MASALAH KELINGKUNGAN DI MASYARAKAT

on Senin, 06 April 2009

MASALAH KELINGKUNGAN DI MASYARAKAT
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Pendidikan Kependudukan Dan Kelingkungan dengan Dosen Pengampu Sri Agustin, M. Si



Oleh :
Apridaniati 08413244036
Rizki Mega Saputra 08413244039
Pandu Pramudita 08413244041
Ana Kustina 08413244042
Maulida Masyitoh 08413244051

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
FAKULTAS NEGERI YOGYAKARTA
2009

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah lingkungan yang dihadapi dewasa ini pada dasarnya adalah masalah ekologi manusia. Masalah itu timbul karena perubahan lingkungan yang menyebabkan lingkungan itu kurang sesuai lagi untuk mendukung kehidupan manusia. Jika hal ini tidak segera diatasi pada akhirnya berdampak kepada terganggunya kesejahteraan manusia.
Kerusakan lingkungan yang terjadi dikarenakan eksplorasi sumberdaya alam untuk memenuhi kebutuhan manusia tanpa memperhatikan kelestarian lingkungan. Kerusakan lingkungan ini telah mengganggu proses alam, sehingga banyak fungsi ekologi alam terganggu.
Masalah lingkungan tidak berdiri sendiri, tetapi selalu saling terkait erat. Keterkaitan antara masalah satu dengan yang lain disebabkan karena sebuah faktor merupakan sebab berbagai masalah, sebuah faktor mempunyai pengaruh yang berbeda dan interaksi antar berbagai masalah dan dampak yang ditimbulkan bersifat kumulatif (Soedradjad, 1999). Masalah lingkungan yang saling terkait erat antara lain adalah populasi manusia yang berlebih, polusi, penurunan jumlah sumberdaya, perubahan lingkungan global dan perang.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang pemakalah paparkan, maka masalah ini dapat dirumuskan :
1. Bagaimana kerusakan lingkungan itu terjadi?
2. Bagimana dampak dari kerusakan lingkungan ?
3. Bagaimana solusi yang tepat untuk menanggulangi dari kerusakan lingkungan tersebut?




PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP
Lingkungan hidup merupakan segala sesuatu yang ada di sekitar kita, yang member tempat dan bahan-bahan untuk kehidupan. Odum (1997) mengatakan lingkungan hidup adalah merupakan kesatuan ruangan dengan semua benda, daya, segala keadaan, dan mahluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan prilakunya.

B. SEBAB-SEBAB KERUSAKAN LINGUKNGAN
Lingkungan sebagai sumber daya mempunyai daya dukung (carrying capacity) yang terbatas. Keterbatasan tersebut karakteristik sumber daya alam, karena pada suatu saat pasti akan rusak atau habis. Kegiatan Manusia dalam mengelola sumber daya alam untuk memenuhi kebutuhannya telah mempercepat dan memperparah kerusakan.
1. Prilaku Manusia
Chiras (1991) kerusakan alam itu disebabkan oleh prilaku manusia yang bermentalitas frontier.
Dan sifat yang dimiliki oleh manusia ini adalah
a. Skin-encapsulated Ego yang terbungkus dalam jiwa.
b. Cavalier Attituted ( sikap sombong)
c. Derived Self ( Benar sendiri)
d. Reaffairmation throught materialism ( memantapkan melalui ukuran materi)
e. Biological Imperalism ( Imperalisme Biologis)
f. Judeo-Cristian teaching (ajaran Agama)
2. Kesulitan Tekhnologi
Kurangnya bahan-bahan yang tidak mengandung kimia, sehingga tidak adanya informasi yang sampai pada masyrakat dengan begitu bahan yang tidak ramah lingkungan pun digunakan tanpa melihat kerugiannya.
3. Pandangan-pandangan pribadi
a. Acuh (Apathy)=> sikap masa bodoh yang ada pada masayarakat kita selama ini.
b. Pandangan yang terpusat pada diri sendiri (Self Centered View)=> orang yang hanya mementingkan diri sendiri dan menggunakan dirinya sendiri sebagai ukuran baik-buruk maupun benar-salah.
c. Perasaan tidak berarti (Feeling of Insignificant)=> anggapan bahwa perbuatan negative dirinya tidak ada artinya disbanding keseluruhan.
d. Nilai ruang dan waktu yang sempit (RestrictedSpace Time Values)=>secara alami setiap individu mengutamakan kebutuhan dirinya (dimensi ruang) pada saat sekarang, setelah terpenuhi baru kemudian akan memikirkan yang lainnya.
4. Masyarakat bersinergi rendah
Manusia dengan mentalitas frontiernya, berorientasi pada pertumbuhan ekonomi yang tinggi, serta dilandasi dengan pandangan-pandangan pribadi seperti telah diuraikan, manusia saling bersaing dalam mengeksplorasi alam, hingga melampaui daya dukungnya. Tidak ada sinergi dari komponen manusia. Hanya alam yang member, manusia tak mau berbagi.

C. ISU-ISU KERUSAKAN LINGKUNGAN DAN CARA UNTUK MENANGGULANGI MASALAH LINGKUNGAN
Bentuk-bentuk kerusakan lingkungan yang menjadi isu global, dialami juga oleh Indonesia, mulai dari kerusakan hutan, kerusakan tanah, pencemaran air baik di darat maupun di laut, pencemaran udara, penipisan ozon, efek rumah kaca, hujan asam, polusi suara, penurunan keanekaragaman hayati, sampai dengan berbagai penyakit yang disebabkan atau ditularkan oleh lingkungan yang tidak sehat.
Hutan. Pembalakan hutan secara liar, konsesi hutan, kebakaran hutan baik disengaja untuk membuka lahan ataupun kecerobohan semata, konversi hutan telah merusak hutan dan mengurangi fungsi hutan itu sendiri. Fungsi hutan itu sendiri adalah sebagai produsen makanan, mengatur cuaca/iklim, mempertahankan kelestarian tanah, mempertahankan keanekaragaman hayati dan sumber devisa. Jika hutan itu dirusak secara otomatis fungsi-fungsi tersebut akan berkurang, mulai berkurangnya sumber makanan, kekeringan, deficit air tanah karena penyerapan air melalui vegetasi tidak ada, lahan kritis, polusi udara yang tidak terkendali, dan lain sebagainya
Upaya untuk memulihkan hutan yang rusak adalah sebagai berikut:
(1) Dalam jangka pendek adalah penegakan hukum. Hal ini sangat penting untuk mencegah praktek-praktek ilegal logging dan perambahan hutan yang semakin luas.
(2) Hendaknya kegiatan pembangunan memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini seringkali dilanggar oleh pelaksana pembangunan.
(3) Upaya penanaman kembali hutan yang telah rusak. Penghijauan telah dilakukan namun belum efektif memulihkan kondisi hutan.
(4) Dalam jangka menengah dapat dilakukan sosialisasi dan pendidikan lingkungan pada orang dewasa terutama yang tinggal di sekitar hutan lindung dan konservasi.
(5) Dalam jangka panjang pendidikan lingkungan menjadi salah satu pelajaran muatan lokal baik di SD, SMP, SLTA maupun di perguruan tinggi.

Pencemaran Air. Air di bumi meliputi air laut (air asin) dan air darat (air tawar). Air ini dapat tercemar oleh berbagai bahan pencemar yang berasal dari :
1. Limbah Rumah tangga,
2. Limbah Industry,
3. Sisa pupuk pertanian,
4. Serbuk radioaktif dari sisa peledak penjarahan laut,
5. Tumpahan minyak dari kebocoran kapal tanker
Biological Oxygen Demand (BOD) atau kebutuhun oksigen untuk proses biologil merupakan indicator pencemaran organnik yang paling banyak digunakan untuk control kualitas air atau untuk menilai kepekatan limbah. BOD adalah jumlah oksigen dalam ppm (mg/L) yang diperlukan selama proses stabilisasi dari pencemaran bahan organik oleh bakteri aerob.
Menurut Krenkel (1980) dalam Darsono (1995) menyebutkan 2 faktor yang mempengaruhi BOD di dalam air, yaitu:
a. Suhu, di mana suhu member pengaruh yang berarti terhadap kebanyakan reaksi biokimia. Aktivitas biologis di tingkatkan dengan meningkatnya suhu sampai 60 derajat Celcius.
b. Derajat keasaman (pH). Organisme yang merombak bahan organic akan menyesuaikan diri pada kisaran pH yang sempit, biasanya antara 6,5-8,3.
Selain tercemar, air tawar juga dapat habis bila pengambilan dalam tanah secara besar-besaran, sementara hutan telah menjadi lahan kritis dan pengerasan jalan, karena bangunan, dan lain-lain, telah merintangi resapan air kedalam tanah. Sumur Resapan Air Hujan (SRAH) merupakan rekayasa teknik yang harus dibuat setiap bangunan.
Pencemaran Udara. Udara yang merupakan atmosfer yang mengelilingi bumi, mempunyai fungsi yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Di dalamnya terdapat ogsigen untuk bernafas, kabon dioksida untuk membantu proses fotosintesis dan ozon untuk menahan sinar ultraviolet juga sebagai isolator bumi terhadap ruang angkasa yang dingin.
Pencemaran udara bisa berupa gas atau partikel-partikel padat. Asap yang keluar dari cerobong industry dan knalpot kendaraan bermotor mengandung keduanya. Pembakaran bahan bakar fosil pada industry, kendaraan bermotor maupun rumah tangga mengemisikat sisa-sisa pembakaran yang terdiri dari CO2, NO2, SO3, HC, dan partikel-partikel. Letusan gunung berapi, kebakaran hutan, badai berdebu, termasuk sumber pencemaran udara.
Bahan pencemar udara secara umum di golongkan dalam dua golongan dasar yaitu partikel dan gas. Beberapa gas yang berperan dalam pencemaran udara adalah Karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogendioksida, metan, amoniak, hydrogen sulfida, belerang dioksida, dan Clorofluorocarbon (CFC).

KESIMPULAN
Kerusakan lingkungan terjadi karena beberapa sebab, antara lain prilaku manusia, kesulitan informasi teknologi, pandangan-pandangan pribadi, dan masyarakat yang bersinergi rendah. Dampak yang terjadi karena kerusakan lingkungan dapat menyebabkan bencana, dan gangguan kesehatan. Seperti yang telah di uraikan dalam pembahasan, solusi yang di tawarkan antara lain dalam jangka pendek adalah penegakan hukum. Hal ini sangat penting untuk mencegah praktek-praktek ilegal logging dan perambahan hutan yang semakin luas. Hendaknya kegiatan pembangunan memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini seringkali dilanggar oleh pelaksana pembangunan. Upaya penanaman kembali hutan yang telah rusak. Penghijauan telah dilakukan namun belum efektif memulihkan kondisi hutan. Dalam jangka menengah dapat dilakukan sosialisasi dan pendidikan lingkungan pada orang dewasa terutama yang tinggal di sekitar hutan lindung dan konservasi. Perbaikan saluran air. Dalam jangka panjang pendidikan lingkungan menjadi salah satu pelajaran muatan lokal baik di SD, SMP, SLTA maupun di perguruan tinggi.


DAFTAR PUSTAKA
Masruri,Muhsinatun Siasah.et.al.2002.Pendidikan Kependudukan Dan Lingkungan Hidup.UNY Pres: Yogyakarta
Soedradjat, r. 1999. Lingkungan Hidup, Suatu Pengantar. Dikti, p & k: Jakarta
Soemarwoto, O. 1991. Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Gramedia Pustaka Utma. Jakarta