KEBUDAYAAN RIAU

on Rabu, 07 Oktober 2009

(Orang Talang Mamak)
Makalah ini disusun untuk memenuhi mata kuliah Pluralisme dan Integrasi Nasional yang memeperdalam kajian tentang kebudayaan dari Riau yang menitik beratkan pada kajian suku anak dalam Riau dengan dosen pengampunya Ibu Poerwanti Hadi Pratiwi, M. Si dan Ibu Widianingsih, M. Si



DISUSUN OLEH
RIZKI MEGA SAPUTRA 08413244039
PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG SEJARAH
Penduduk Provinsi Riau terdiri dari penduduk asli dan para pendatang yang berjenis-jenis suku bangsanya. Mereka tinggal di daerah-daerah tertentu dan kota. Adapun suku-suku yang terdapat di Provinsi Riau adalah sebagai berikut :
Suku Melayu; merupakan penduduk asli dan mayoritas, terdapat di seluruh daerah Riau.
Suku Bugis dan Makassar; mereka datang dari Sulawesi Selatan. Banyak terdapat di Indragiri Hilir, seperti di Tembilahan, Enok, Tempuling Gaung anak Serka dan Reteh. Suku Banjar; Suku Banjar ini datang dari Kalimantan Selatan, mereka menetap di Tembilahan dan Sapat.
Suku Mandahiling; mereka tinggal dengan daerah berbatasan dengan Sumatera Utara seperti di Pasir Pengaraian.
Suku Batak; mereka tinggal dikota-kota yang agak besar. Banyak diantara mereka yang bekerja sebagai Pegawai Negeri, anggota TNI dan buruh.
Suku Jawa; pada umumnya ada di daerah Riau, terutama daerah transmigrasi dan daerah perkotaan. Mereka ada yang bekerja sebagai petani yang rajin, pegawai negeri, anggota TNI, buruh dan sebagainya.
Suku Minangkabau; suku Minangkabau pada umumnya tinggal di kota-kota dan daerah pasar. Pada umumnya mereka hidup sebagai pedagang, namun banyak juga yang menjadi pegawai negeri, anggota TNI, dll. Suku Minangkabau merupakan suku yang suka merantau.
Suku-suku lainnya adalah Cina; Suku Cina pada umumnya tinggal di daerah kepulaun seperti di Bagansiapi-api dan Bengkalis. Namun sekarang ini banyak juga yang tinggal didaerah perkotaan.
Mengenai asal usul Orang Talang Mamak menurut cerita rakyat yang hidup pada masyarakat di sini. Dikatakan bahwa mereka berasal dari Minangkabau. Kemudian nenek moyang mereka menikah dengan perempuan asli tempat tersebut yang dilakukan dengan menghilir batang Kuantan atau Sungai Indragiri yang dipimpin oleh Datuk Perpatih Nan Sebatang. Kemudian hasilnya maka lahirlah Putri Bertampuk Emas.
Ada juga yang mengatakan bahwa Orang Talang Mamak itu sebagai Suku Nan Enam yang berasal dari Tiga Balai. Dan masih banyak versi asal usul dari Talang Mamak itu sendiri dari mana. Talang mempunyai arti ladang baru yang telah ditanami. Sedangkan Mamak itu gari dari keturunan ibu (matrilineal).
Orang Talang Mamak tinggal di daerah yang termasuk dalam kawasan Kabupaten Indragiri Hulu. Mereka terkenal dengan suku yang masih terasing dan tinggal sangat terpencil. Pada tahun 1978 orang Talang Mamak sudah mau diajak untuk bergabung bersama dengan masyarakat yang tidak primitive lagi, in sampaikan oleh Departemen Sosial dengan cara mengadakan kegiatan yang mengikut sertakan orang Talang Mamak.
Bahwa memang orang Talang Mamak itu sangat pekat sekali dengan pemikiran adat istiadat yang mereka pegang dari nenek moyang mereka, hal ini mulai luntur ketika suku ini mulai menerima kebudayaan dari luar.

B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan daiatas maka pemakalah akan membuat beberapa pertanyaan yang sekiranya, nantinya membentu dalam menjawab pertanyaan pada kesimpulan, rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:
1. Apakah Riau mempunyai suku-suku yang unik dari suku-suku yang ada di Indonesia selama ini?
2. Apakah daerah ini sudah terintegrasi baik dengan masyarakat setempat yang bukan orang asli (penduduk transmigrasi) ?

BAB II
PEMBAHASAN
A. IDENTIFIKASI KEBUDAYAAN
Riau adalah sebuah provinsi di Indonesia. Provinsi ini terletak di Pulau Sumatra dan beribukotakan Pekan baru. Provinsi Riau di sebelah utara berbatasan dengan Kepulauan Riau dan Selat Melaka; di sebelah selatan dengan Provinsi Jambi dan Selat Berhala; di sebelah timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan (Provinsi Kepulauan Riau), dan di sebelah barat berbatasan dengan Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Sumatera Utara.






Gambar 1
Peta Provinsi Riau

Gambar 2
Lambang Provinsi Riau
Lambang Daerah Provinsi Riau yang terdiri dari empat bagian itu mempunyai arti :
1. Mata rantai tak terputus yang berjumlah 45 melambangkan persatuan bangsa dan diproklamirkan pada tahun 1945, yaitu tahun Proklamasi Republik Indonesia.
2. Padi dan kapas berarti kemakmuran (sandang pangan), Padi 17 butir dan 8 Bunga Kapas mengingat pada tanggal Proklamasi 17 bulan 8 (Agustus).
3. Lancang Kuning mengandung arti kebesaran Rakyat Riau, sedang sogok Lancang berkepala ikan melambangkan bahwa Riau banyak menghasilkan Ikan dan mempunyai sumber-sumber penghidupan dari laut.
4. Gelombang lima lapis melambangkan Pancasila sebagai Dasar Negara Republik Indonesia.
5. Keris berhulu Kepala Burung Serindit melambangkan Kepahlawanan Rakyat Riau berdasarkan pada kebijaksanaan dan kebenaran.
Luas wilayah Provinsi Riau adalah 111.228,65 kilometer persegi (luas sesudah pemekaran Provinsi Kepulauan Riau) yang terdiri dari pulau-pulau dan laut-laut. Keberadaannya membentang dari lereng Bukit Barisan sampai Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15´ Lintang Selatan sampai 4°45´ Lintang Utara atau antara 100°03´-109°19´ Bujur Timur Greenwich dan 6°50´-1°45´ Bujur Barat Jakarta.
Daerah Provinsi Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar antara 2000-3000 milimeter per tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim hujan. Rata-rata hujan per tahun sekitar 160 hari.
Menurut catatan Stasiun Metereologi Simpang Tiga, suhu udara rata-rata di Kota Pekanbaru menunjukkan optimum pada 27,6 ° Celsius dalam interval 23,4-33,4° Celsius. Kejadian kabut tercatat terjadi sebanyak 39 kali dan selama Agustus rata-rata mencapai 6 kali sebagai bulan terbanyak terjadinya kejadian.
• Suku bangsa: Suku Melayu, Suku Bugis, Suku Banjar, Suku Minangkabau, Suku Jawa, Suku Batak, Suku Sunda, Suku Makassar, Suku Tionghoa
• Agama: Islam, Kristen Protestan, Kristen Katolik, Hindu, Buddha, Konghucu
Orang Talang Mamak atau Suku Talang Mamak hidup beberapa desa di kabupaten Indragiri Hulu, bagian Hilir. Antara lain : di Talang Siambul, Rantau Langsat, Talang Langsat, Rantau Langsat, Talang Usul, dan Talang Jerinjing.
Berikut adalah Orang Talang Mamak dari hasil survei penduduk 1979
Jumlah Penduduk Suku Talang Mamak
No Nama Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Talang Siambul 120 113 233
2 Rantau Langsat 228 212 440
3 Talang Langsat 105 125 230
4 Talang Usul 19 23 42
5 Talang Jerinjing 180 220 400
Jumlah 652 693 1.345
Sumber: Kantor Sensus Kabupaten Indragiri Hulu 1979.
B. SISTEM RELIGI
Karena Riau termasuk dalam daerah yang melayu sangat pekat sekali jadi sudah barang tentu pengaruh Islam sangatlah kuat di Riau. Islam (88%), Protestan (1%), Katolik (5%), Buddha (6%), Hindu (0,2%) tahun 2007

Gambar 3
Peta penyebaran agama Hindu Budha ke Riau dari abad V sampai dengan XIV yang kemudia masuk pengaruh agama Islam

Gambar 4
Candi Muaro Takus yang merupakan bukti bahwa pada saat itu ada penyebaran agama Hindu Budha sebelum Agama Islam masuk ke Riau.

Gambar 5
Peta Penyebaran Agama Islam masuk ke Riau tampak dari gambar bahwa penyebarannya tidak hanya dari satu titik.

Gambar 6
Mesjid Agung An Nur Riau sebagai penanda bahwa Islam memang berkembang pesat di daerah tersebut.
Secara resmi pada sebgaian orang Talang Mamak sudah beragama Islam. Menurut ceritanya bahwa yang membawa masuk ajaran Islam ke daerah ini adalah para alim Ulama dari kerajaan Indragiri di Rengat telah berpuluh-puluh tahun yang lalu. Walaupun sudah secara resmi memeluk Islam namun kebanyakan dari masyarakat tersebut masih belum menjalakan ajaran dengan sepenuhnya. Bahkan rumah ibadah seperti Mesjid atau Surau tidak ada di daerah Talang Mamak.
Karena mereka masih bertingkah laku pada adat istiadat yang mereka percayai sebelumnya yang dibawa dan diajarkan oleh nenek moyang mereka. Dan bisa dikatakan mereka masih memepercayai roh-roh halus (animisme). Kepercayaan lama yang diwariskan oleh nenek moyang mereka disebut Langkah Lama. Orang-orang yang masih memegang teguh kepercayaan lama karena mereka tidak mau menerima agama lain. Menurut mereka dengan menerima agama lain maka sama saja dengan merusak apa yang telah diajarkan oleh nenek moyang mereka.
C. SISTEM BAHASA
Bahasa pengantar pada umumnya menggunakan bahasa Melayu. Bahasa Melayu Riau mempunyai sejarah yang cukup panjang, karena pada dasarnya Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu. Pada Zaman Kerajaan Sriwijaya, Bahasa Melayu sudah menjadi bahasa internasional Lingua franca di kepulauan Nusantara, atau sekurang-kurangnya sebagai bahasa perdagangan di Kepulauan Nusantara. Bahasa Melayu, semenjak pusat kerajaan berada di Malaka kemudian pindah ke Johor, akhirnya pindah ke Riau mendapat predikat pula sesuai dengan nama pusat kerajaan Melayu itu. Karena itu bahasa Melayu zaman Melaka terkenal dengan Melayu Melaka, bahasa Melayu zaman Johor terkenal dengan Melayu Johor dan bahasa Melayu zaman Riau terkenal dengan bahasa Melayu Riau.
Pada zaman dahulu ada beberapa alasan yang menyebabkan Bahasa Melayu menjadi bahasa resmi digunakan, yaitu:
(1) Bahasa Melayu Riau secara historis berasal dari perkembangan Bahasa Melayu semenjak berabad-abad yang lalu. Bahasa Melayu sudah tersebar keseluruh Nusantara, sehingga sudah dipahami oleh masyarakat, bahasa ini sudah lama menjadi bahasa antar suku di Nusantara,
(2) Bahasa Melayu Riau sudah dibina sedemikian rupa oleh Raja Ali Haji dan kawan-kawannya, sehingga bahasa ini sudah menjadi standar, dan
(3) Bahasa Melayu Riau sudah banyak publikasi, berupa buku-buku sastra, buku-buku sejarah dan agama baik dari zaman Melayu klasik maupun dari yang baru.
Bahasa: Bahasa Melayu, Bahasa Indonesia, Bahasa Hokkian.
D. SISTEM KESENIAN
MUSIK
• Musik Gambus Melayu
• Kompang Bengkalis
• Calempong Kampar
• Gong Tanah Sibunguik
• Berdah Rengat
TARIAN
• Tarian Gamelan
• Serampang Dua Belas
• Joged Lambak
• Zapin
• Tari Lancang Kuning
• Tari Pembubung
• Tari Makan Sirih
• Tari Tandak

Gambar 7
Salah satu bentuk tarian dari Riau yang dimainkan dengan Pria dan Wanita dalam upacara pernikahan

Gambar 8
Tari Tandak yang diperankan oleh para wanita dangan menggunakan pakaian yang khusus sebagai pembeda dari tari yang lainnya


Gambar 9
Salah satu alat tradisional masyarakat Riau selain dari keris,badik dan lain-lain
Provinsi Riau sangat kaya akan kerajinan daerahnya, hanya sampai saat ini masih kurang mendapat perhatian. Salah satu bentuk kerajinan daerah Riau adalah anyaman yang berkembang dalam bentuk beraneka ragam yang erat hubungannya dengan kebutuhan hidup manusia. Kerajinan anyaman dibuat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah dan daun Rumbia. Hasil anyaman ini berupa; bakul, sumpit, ambung, katang-katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut sempirai, pangilo, lukah dan sebagainya.
Kerajinan lainnya adalah berupa tenunan yang sangat terkenal yaitu tenunan Siak. Tenunan siak ini mempunyai motif yang khas, sehingga nilai jualnya juga cukup tinggi. Tenunan ini biasanya dikerjakan dengan peralatan tradisional. Tenunan ini apabila dikelola dengan baik justru memberikan keuntungan yang cukup besar, tidak saja pengrajin tenun tapi juga bagi daerah Siak sendiri.
PERMAINAN RAKYAT
Sebenarnya permainan yang dimiliki oleh masyarakat setempat kebanyakkan hamper mirip dengan masyarakat pada umumnya, mungkin saja hanya istilah permainannya yang berbeda. Salah satunya Congkak, Patok Lele dan Lu lu Cina Buta serta Tram Tram Buku
Tram-tram buku mungkin agak lain dengan masyarakat lain pada permainan ini. Permainan ini sangat digemari oleh masyarakat Bengaklis dan sering dimainkan oleh anak perempuan. Tram-tram bukuk punya syairnya:
Tram-tram buku
Seleret tiang batu
Mata bende mata paku
Anak belakang tangkap satu
E. SISTEM KEKERABATAN dan KEMASYARAKATAN
Dalam kehidupan masyarakat di Riau banyak beragam adat istiadat yang dimiliki oleh masyrakat sebagai khasanah yang dapat memeperkaya anekaragam kebudayaan yang ada di Indonesia.

Gambar 10
Pakaian yang digunakakan oleh pasangan pengantin saat melangsungkan Pernikahan

Gambar 11
Salah satu bentuk dari Pakaian Adat Riau
Di provinsi ini masih terdapat kelompok masyarakat yang di kenal dengan masyarakat terasing, antara lain:
1. Suku Sakai: kelompok etnis yang berdiam di beberapa kabupaten antara lain Kampar, Bengkalis, Dumai:
2. Suku Talang Mamak: berdiam di daerah Kabupaten Indragiri Hulu dengan daerah persebaran meliputi tiga kecamatan: Pasir Penyu, Siberida, dan Rengat:
3. Suku Akit: kelompok sosial yang berdiam di daerah Hutan Panjang Kecamatan Rupat, Kabupaten Bengkalis:
4. Suku Hutan: suku asli yang mendiami daerah Selat Baru dan Jangkang di Bengkalis, dan juga membuat desa Sokap di Pulau Rangsang Kecamatan Tebing Tinggi serta mendiami Merbau, sungai Apit dan Kuala Kampar.

Gambar 12
Suku masyarakat asli dari provinsi Riau
5. Provinsi Riau sangat kaya dengan kerajinan daerah. Hanya saja hingga kini potensi kini potensi ekonomi rakyat ini masih kurang perhatian. Salah satu bentuk kerajinan daerah Riau adalah anyaman yang erat hubungannya dengan kebutuhan hidup manusia. Kerajinan ini dikembangkan dalam bentuknya yang aneka ragam, dibuat dari daun pandan, daun rasau, rumput laut, batang rumput resam, rotan, daun kelapa, daun nipah, dan daun rumbia. Hasil anyaman ini bermacam – macam pula, mulai dari bakul, sumpit, ambung, katang – katang, tikar, kajang, atap, ketupat, tudung saji, tudung kepala dan alat penangkap ikan yang disebut sempirai, pangilo, lukah dan sebagainya.
6. Kerajinan lain yang juga populer adalah Tenunan Siak. Tenunan ini mempunyai motif yang khas, sehingga nilai jualnya juga cukup tinggi. Tenunan ini biasanya dikerjakan dengan peralatan tradisional.
7. Suku Barok: betempat di Pulau Lipan, Kepenghuluan Penuba dan Kecamatan Lingga.
8. Suku Mantang: Ini adalah suku terasing yang tinggal di perairan kabupaten Kepulauan Riau.
9. Orang Melayu Lautan: Terdapat di Pulau Rempang yang sangat terpencil.

Gambar 13
Upacara pemandian yang dilakukangan pengantin setelah melakukan malam pernikahannya.
F. SISTEM MATA PENCAHARIAN
Rerata masyarakat disini banyak yang bermata pencaharian sebagai petani.

Gambar 14
Hutan yang merupakan komoditas utama

Sektor pertanian menjadi salah satu motor penggerak perekonomian rakyat. Sektor ini tidak saja mampu memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian lokal, tapi juga mampu menyerap banyak sekali tenaga. Kini tersedia lahan sawah seluas 28.845 ha yang dilengkapi dengan saluran irigasi, 150.092 ha sawah tadah hujan, 70.284 ha sawah pasang surut dan 13.077 ha sawah lainnya.
Data 2006 juga menunjukkan bahwa tak kurang dari 134.290 ha sawah kini berproduksi, menghasilkan 421.384 ton padi. Jumlah produksi ini meningkat dibanding dua tahun terakhir. Padi 2004, 144.499 ha sawah menghasilkan 453.817 ton padi, lalu menurun menjadi 133.496 ha sawah pada 2005 dengan produksi 423.095 ton padi. Ladang jagung yang berproduksi seluas 16.524 ha, menghasilkan 36.421 ton. Kedelai, singkong dan umbi-umbian juga diproduksi di Riau. Ada 2.829 ha lading kedelai terhampar di sana dengan jumlah produksi 2.923 ton, sementara 5.266 ha ladang singkong dan umbi-umbian memproduksi 52.997 ton.
Potensi hutan juga besar di Riau. Berdasarkan Tata Guna Hutan Kesepakatan (TGHK) yang dibuat pemerintah setempat, luas hutan di sana mencapai 4.160.710 ha terdiri atas 228.793,82 ha hutan lindung, 529.487 ha hutan konservasi, 914.839 ha hutan produksi terbatas, dan 2.487.590 ha hutan produksi. Dari hutan-hutan itulah pemerintah setempat memperoleh anggaran dari produksi 8.022.009,30 m³ kayu bulat, 188.201,82 m³ kayu gergajian dan 260.709,32 m³ kayu lapis. Dengan perairan dan lautan seluas 470,80 km², Riau tidak mau ketinggalan dalam bisnis perikanan, baik perikanan laut, perairan umum, tambak maupun keramba. Ada banyak jenis ikan yang telah dibudidayakan. Pada 2005 saja, berhasil diproduksi 97.781,3 ton perikanan laut, 24,693,7 ton ikan dari perairan umum, 674,5 ton ikan dari tambak dan 24.768,8 ton ikan dari keramba. Total produksi semua bisnis ikan itu mencapai Rp. 717,21 miliar. Setahun kemudian, semua hasil meningkat. Pada 2006, berhasil di produksi 99.188,3 ton perikanan laut, 14.173,5 ton ikan dari perairan umum, 244,6 ton ikan dari tambak dan 2.741,3 ton ikan dari keramba. Total produksi semua bisnis ikan itu mencapai Rp. 1.174 miliar.

Gambar 15
Salah satu kekayaan yang dimuliki daerah ini yaitu kilang minyak yang terdapat dilaut lepas
Berbagai jenis peternakan juga telah dikembangkan, terutama sapi potong, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik. Pada 2005, ternak sapi potong populasinya mencapai 102.352 ekor per tahun, sementara ternak kambing 256.324 ekor per tahun, ternak domba 2.453 ekor per tahun, babi 46.386 ekor per tahun, ayam buras 316.425 ekor per tahun dan itik 339.269 ekor per tahun. Karena itu, daging yang diproduksi per tahun nya mencapai 4.593183 kg daging sapi, 434.806 kg daging kambing, 1.490 kg daging domba, 874.262 kg daging babi dan 29.355.155 kg daging ayam unggas.
Perkebunan juga merupakan sektor andalan. Karet, kelapa, kelapa sawit, kopi dan pinang adalah komoditas perkebunan yang selama ini banyak membantu perekonomian penduduk pedesaan. Di saat krisis ekonomi melanda Indonesia secara nasional, petani yang bekerja di sektor ini justru tetap survive, bahkan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Luas perkebunan karet mencapai 528.697,48 ha dengan hasil 463.053,52 ton, kebun kelapa mencapai 546.927,13 ha dengan hasil 629.926,80 ton, kebun kelapa sawit seluas 1.392.232,74 ha dengan hasil 3.931.619,17 ton, kebun kopi seluas 10.040,50 ha dengan hasil 3.545,97 ton dan kebun pinang seluas 9.249,56 ha dengan hasil 6.960,72 ton.
Komoditi nomor dua Riau antara lain alpukat sebanyak 3.46 ton (2005), ayam sebanyak 2,206,501.00 ekor (2005), babi sebanyak 2,357.00 ekor (2004), bayam sebanyak 1,147.00 ton (2003), bebek sebanyak 117,393.00 ekor (2003), star fruit sebanyak 47.37 ton (2005), fruit sebanyak 115.90 ton (2005), chickpea sebanyak 28.50 ton (2005), cabe sebanyak 1,184.00 ton (2003), cempedak sebanyak 347.45 ton (2005), langsat sebanyak 49,479.00 ton (2005), durian sebanyak 17.26 ton (2005), gambir sebanyak 1,607.00 ton (2003), granit sebanyak 120,000,000.00 meter kubik (2005), inudstri brik, industri granit, industri batubara, industri cat, industri kaca, industri kimia, industri logam, industri minyak sawit, industri pengolahan kelapa, industri pengolahan sagu, industri semen, industri tanah liat, bebek, jagung, jahe, jambu, jeruk, kacang, buncis, kedelai, kakao, kambing, bayam air, kaolin, kacang kedelai, kelapa, kelapa hibrida, walnut, kencur, kentang, kerbau, tapioka, singkong, dan mentimun.

G. SISTEM PENGETAHUAN
Sebanarnya dari setiap daerah yang ada di Indonesia pada dasarnya konsep yang dimiliki dalam system pengetahuan yang dimiliki masyarakat Riau itu diturunkan atau diwariskan oelh nenek moyang mereka dari bangsa melayu samapi sekarang pun sedikit banyak masih digunakan seperti melihat pertanda dari alam untuk menentukan musim tanam dan lain sebagainya. Misalnya lain lagi dengan cara mengitung dangan decimal yaitu saru sampai sepuluh dan seterusnya.
H. SISTEM TEKNOLOGI


Gambar 16
Rumah Adat Riau yang memang hampir sama dengan rumah adat daerah yang lain seperti Padang, Palembang dan Jambi karena asal mula yang sama yaitu Melayu dengan konsep panggung dan adanya bentuk atap rumah yang mirip runcing.
Pada masyarakat Riau teknologi yang digunakan untuk kehidupan sehari-hari bermacam-macam sesuai dengan kebutuhan dari mata pencaharian yang mereka lakukan:
Teknologi pertanian. Di masyarakat Riau sendiri alat-alat yang digunaka sudah mulai menyetentuh pada modern pada saat pemerintahan yang baru misalnya untuk memotong rumput mereka sudah menggunakan alat pemotong rumput yang menggunakan mesin bukan alat tradisional sedangkan untuk masyarakat anak dalamnya sebagaian kecil masih menggunakan parang panjang untuk memebersihkan lahannya atau membuka lading merekan untuk lahan pertanian.
I. SISTEM TRANSPORTASI
Karena Riau termasuk daerah yang beragam maka trasportasiyg diadakan juga sesuai dengan kondisi yang terjadi pada daerah tersebut.

Gambar 17
Transportasi laut, terdiri dari:

Perahu motor kecil (pompong): banyak digunakan oleh masyarakat di kawasan pesisir (hinterland)

Kapal Ferry (MV): merupakan transportasi utama antar kota (Tanjung Pinang - Batam - Karimun - Lingga)

SpeadBoat : transportasi boat cepat, biasa digunakan masyarakat untuk tujuan Tanjung Pinang - Lobam - Batam
KM. Perintis: merupakan salah satu transportasi laut menuju ke dan dari kab. Natuna
Pelabuahan laut. Tanjung pinang, Tanjung Balai Karimun, Dumai, Rengat, Ban Besar dan Batu Ampar.
Transportasi darat, terdiri dari:
Taksi: merupakan salah satu alat transportasi darat utama di Kota Batam, selain itu merupakan salah satu angkutan umum dari kota Tanjungpinang menuju Kijang (Kec. Bintan Timur - Kab. Bintan)
Angkutan kota (angkot): memiliki perbedaan sebutan di masing-masing daerah, untuk Tanjungpinang sebutan untuk angkot adalah "Transport", sedangkan di kota Batam disebut "Metro Trans"
Bus: untuk kota batam Bus itu sendiri memiliki beberapa jenis,diantaranya : Damri & bus kota (Busway). Di Kota Tanjungpinang, Bus digunakan oleh masyarakat untuk menuju Tanjunguban (Kec.Bintan Utara - Kab.Bintan). Selain itu juga terdapat bus khusus anak sekolah.
Becak motor: Di kawasan pesisir (hinterland)seperti kawasan Kec. Belakang Padang, dan Pulau Penyengat terdapat sebuah transportasi darat yang cukup unik, yakni Becak Motor.
Ojek : Ojek banyak di temui di pangkalan ojek di banyak kawasan kota
Transportasi Udara
Provinsi ini memiliki 3 bandara udara, yakni:
Bandara Internasional Hang Nadim (Batam), Bandara Kijang (Tanjungpinang), dan Bandara Natuna.


BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan bisa di dapatkan suatu pembahasan terakhir bahwa orang talang mamak pada saat itu bulum mau menyentuh pada masyarakat yang diluar mereka. Bahkan setelah mereka memeluk agama Islam pun, kebudayaan yang lama belum juga di tinggalkan oleh mereka. Mereka beranggapan bahwa apabila mereka meninggalkan kebudayaan yang lama maka sama saja mereka telah melupakan apa yang telah diajarkan oleh nenek moyang bahkan merusaknya. Agama yang mereka miliki pada saat itu cukup banyak masuk kedaerah Riau seperti Animisme, Hindu Budha, Islam, Kristen, Protestan dan Konhucu. Ini terjadi karena daerah Riau merupakan daerah yang sangat mudah dijangkau oelah Negara-negara lain dengan pejalanan laut. Sedangakan pada saat ini pengaruh yang sangat kuat yaitu dari Islam selain dari kebudayaan yang Indonesia yang melayu dan pengaruh dari bangsa-bangsa lain sudah mulai masuk ke Riau.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU
DEPDIKBUD. Upacara Tradisional (Upacara Kematian) Daerah Riau. 1985: Jakarta.
DEPDIKBUD. Pembinaan Nilai Budaya Melalui Permainan Rakyat Daerah Riau. 1996/1997: Jakarta.
___. Riau. Yayasan Bhakti Wawasan Nusantara.1992: Jakarta


SITUS
http://id.wikipedia.org/wiki/Riau (1 September 2009/1.44 pm)
http://www.riau.go.id/ (1 September 2009/9.47 pm)
http://wisata.voucher-hotel.com/transportasi/kepulauan-riau/transportasi-di-kepulauan-riau.html (5 Oktober 2009/9.08 Am)

0 komentar:

Posting Komentar