KONSEP DASAR KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA

on Selasa, 27 Oktober 2009

KONSEP DASAR KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah komunikasi sosial budaya dengan kajian mengenai konsep komunikasi sosial budaya yang menitik beratkan pada pengertian komunikasi dengan dosen pengampu ibu Puji Lestari,M. Hum



DISUSUN OLEH
PRI ROHMAWATI 08413244017
SUKMA ADY CHANDRA 08413244028
NIKE RIKA RISNEWATI 08413244035
RIZKI M SAPUTRA 08413244039
MAULIDA MASYITOH 08413244051

PENDIDIKAN SOSIOLOGI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009


DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. RUMUSAN MASALAH
BAB II PEMBAHASAN
BAB III KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA















BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengertian komunikasi sudah banyak didefinisikan oleh banyak orang, jumlahnya sebanyak orang yang mendifinisikannya. Dari banyak pengertian tersebut jika dianalisis pada prinsipnya dapat disimpulkan bahwa komunikasi mengacu pada tindakan, oleh satu orang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan yang terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu, mempunyai pengaruh tertentu, dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Maka komunikasi yang dibentuk dalam suatu masyarakat sangat penting sekali karena ini akan mempengaruhi terhadap perkembangan kehidupan yang selanjutnya, kita bisa lihat dalam kehidupan perkotaan yang sangat individualism bila dibandingkan dengan kehidupan di masyarakat desa yang sangat biak dalam kehidupannya. Kalau dilihat dari tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat kota dengan masyarakat desa yang hanya menempuh pendidikan sebagian besar hanya sampai pada sekolah menengah saja sedangkan yang kota sampai perguruan tinggi.
Dan dengan begitu maka komunikasi yang terbentuk sangatlah penting artinya dalam kehidupan bermasayarakat. Setelah mengetahui konsep-konsep yang telah terbentuk dalam masyarakat yang akan kami kupas dalam makalah ini.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari Latar belakang yang dipaparkan diatas maka dapat dirumuskan suatu masalah mengenai arti penting Komunikasi Sosial Budaya yang antara lain :
1. Apa definisi dari komunikasi ?
2. Apakah ada konsep yang terbentuk dalam komunikasi?
3. Hambatan apa yang menyebabkan sulinya komunikasi terbentuk?




BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN KOMUNIKASI
1. Secara Umum
Komunikasi secara umum dapat dillihat dari dua segi:
a. Secara Etimologis
Secara etimologis , komunikasi berasal dari bahasa Latin Communicatio, dan kata ini bersumber dari kata Communis. Communnis artinya Sama, dalam ari kata Sama makna, yaitu sama makna mengenai suatu hal.
Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang akan di komunikasikan.
b. Secara Terminologis
Komunikasi berarti proses penyampaian suatu peryataan oleh seseorang kepada orang lain.
2. Secara Paradigmatis
Dalam pengerian paradigmatitis dikatakan bahwa adanya pertemuan antara dua orang yang saling berinteraksi. Dalam pengertian ini maka ada tujuan yang mengandung secara lisan,tatap muka, atau pun melalui media baik media surat kabar maupun media non massa, misalnya telepon, surat dan papan pengumuman.
Sehingga dari pengertian paragdigmatis bias dikatakan bersifat Intensional (intentional), mengandung tujuan, oleh karena itu perlu adanya perencanaan.
Maka dapat disimpulkan untuk menampilkan makna yang hakiki, yaitu
Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memeberi tahu atau untuk menguabah sikap,pendapat, atau perilaku, baik secara lisan maupun disampaikan dengan media.
B. PROSES KOMUNIKASI
Dari pengertian komunikasi sebagaimana diutarakan di atas, tampak ada-nya sejumlah komponen atau unsur yang dicakup, yang merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam “ bahasa komunikasi ” komponen-komponen tersebut adalah sebagai berikut: - komunikator - orang yang menyampaikan pesan; - pesan - pernyataan yang didukung oleh lambang; - komunikan - orang yang menerima pesan; - media - sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya; - efek - dampak sebagai pengaruh dari pesan. Teknik berkomunikasi adalah cara atau “ seni ” penyampaian suatu pesan yang dilakukan seorang komunikator sedemikian rupa, sehingga menimbulkan dampak tertentu pada komunikan.
Pesan yang disampaikan komunikator adalah pemyataan sebagai paduan pikiran dan perasaan, dapat berupa ide, informasi, keluhan, keyakinan, imbauan, anjuran, dan sebagainya. Pernyataan tersebut dibawakan oleh lambang, umumnya bahasa. Dikatakan bahwa umumnya bahasa yang dipergunakan untuk menyalurkan pemyataan itu, sebab ada juga lambang lain yang dipergunakan, antara lain kial - yakni gerakan anggota tubuh - gambar, warna, dan sebagainya. Melambaikan tangan, mengedipkan mata, mencibirkan bibir, atau menganggukkan kepala adalah tanda yang merupakan lambang untuk menunjukkan perasaan atau pikiran seseorang.

Gbr. Proses Komunikasi dalam Masyarakat.
Gambar, apakah itu foto, lukisan, sketsa, karikatur, diagram, grafik, atau lain-lainnya, adalah lambang yangbiasa digunakan untuk menyampaikan pemyataan seseorang. Demikian pula warna, seperti pada lampu lalu lintas: merah berarti berhenti, kuning berarti siap, dan hijau berarti berjalan; kesemuanya itu lambang yang dipergunakan polisi lalu lintas untuk menyampaikan instruksi kepada para pemakai jalan. Di antara sekian banyak lambang yang bisa digunakan dalam komunikasi adalah bahasa, sebab bahasa dapat menunjukkan pemyataan seseorang mengenai hal-hal, selain yang kongkret juga yang abstrak, baik yang terjadi saat sekarang maupun waktu yang lalu dan masa yang akan datang. Tidak demikian kemampuan lambang-lambang lainnya.Yang penting dalam komunikasi ialah bagaimana caranya agar suatu pesan yang disampaikan komunikator itu menimbulkan dampak atau efek tertentu pada komunikan. Dampak yang ditimbulkan dapat diklasifikasikan menurut kadarnya, yakni: a. dampak kognitif, b. dampak afektif, c. dampak behavioral. Dampak kognitif adalah yang timbul pada komunikan yang menyebabkan dia menjadi tahu atau meningkat intelektualitasnya. Di sini pesan yang disampaikan komunikator ditujukan kepada pikiran si komunikan. Dengan lain perkataan, tujuan komunikator hanyalah berkisar pada upaya mengubah pikiran diri komunikan. Dampak afektif lebih tinggi kadarnya daripada dampak kognitif. Di sini tujuan komunikator bukan hanya sekadar supaya komunikan tahu, tetapi tergerak hatinya; menimbulkan perasaan tertentu, misalnya perasaan iba, terharu, sedih, gembira, marah, dan sebagainya.
Yang paling tinggi kadarnya adalah dampak behavioral, yakni dampak yang timbul pada komunikan dalam bentuk perilaku, tindakan, atau kegiatan.










Gambar berikut menggambarkan apa yang dapat kita namakan model universal komunikasi. Ini mengandung elemen-elemen yang ada dalam setiap tindak komunikasi, terlepas dari apakah itu bersifat intrapribadi, antarpribadi, kelompok kecil, pidato terbuka, atau komunikasi masa.

C. KOMPONEN KOMUNIKASI
a. Lingkungan komunikasi
Lingkungan (konteks) komunikasi setidak-tidaknya memiliki tiga dimensi:
1. Fisik, adalah ruang dimana komunikasi berlangsung yang nyata atau berwujud.
2. Sosial-psikoilogis, meliputi, misalnya tata hubungan status di antara mereka yang terlibat, peran yang dijalankan orang, serta aturan budaya masyarakat di mana mereka berkomunikasi. Lingkungan atau konteks ini juga mencakup rasa persahabatan atau permusuhan, formalitas atau informalitas, serius atau senda gurau,
3. Temporal (waktu), mencakup waktu dalam hitungan jam, hari, atau sejarah dimana komunikasi berlangsung.

Ketiga dimensi lingkungan ini saling berinteraksi; masing-masing mempengaruhi dan dipengaruhi oleh yang lain. Sebagai contoh, terlambat memenuhi janji dengan seseorang (dimensi temporal), dapat mengakibatkan berubahnya suasana persahabatan-permusuhan (dimensi sosial-psikologis), yang kemudian dapat menyebabkan perubahan kedekatan fisik dan pemilihan rumah makan untuk makan malam (dimensi fisik). Perubahan-perubahan tersebut dapat menimbulkan banyak perubahan lain. Proses komunikasi tidak pernah statis.
b. Sumber-Penerima
Kita menggunakan istilah sumber-penerima sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa setiap orang yang terlibat dalam komunikasi adalah sumber (atau pembicara) sekaligus penerima (atau pendengar). Anda mengirimkan pesan ketika anda berbicara, menulis, atau memberikan isyarat tubuh. Anda menerima pesan dengan mendengarkan, membaca, membaui, dan sebagainya.
Tetapi, ketika anda mengirimkan pesan, anda juga menerima pesan. Anda menerima pesan anda sendiri (anda mendengar diri sendiri, merasakan gerakan anda sendiri, dan melihat banyak isyarat tubuh anda sendiri) dan anda menerima pesan dari orang lain (secara visual, melalui pendengaran, atau bahkan melalui rabaan dan penciuman). Ketika anda berbicara dengan orang lain, anda memandangnya untuk mendapatkan tanggapan (untuk mendapatkan dukungan, pengertian, simpati, persetujuan, dan sebagainya). Ketika anda menyerap isyarat-isyarat non-verbal ini, anda menjalankan fungsi penerima.
c. Enkoding-Dekoding
Dalam ilmu komunikasi kita menamai tindakan menghasilkan pesan (misalnya, berbicara atau menulis) sebagai enkoding (encoding). Dengan menuangkan gagasan-gagasan kita ke dalam gelombang suara atau ke atas selembar kertas, kita menjelmakan gagasan-gagasan tadi ke dalam kode tertentu. Jadi, kita melakukan enkoding.
Kita menamai tindakan menerima pesan (misalnya, mendengarkan atau membaca) sebagai dekoding (decoding). Dengan menerjemahkan gelombang suara atau kata-kata di atas kertas menjadi gagasan, anda menguraikan kode tadi. Jadi, anda melakukan dekoding.
Oleh karenanya kita menamai pembicara atau penulis sebagai enkoder (encoder), dan pendengar atau pembaca sebagai dekoder (decoder). Seperti halnya sumber-penerima, kita menuliskan enkoding-dekoding sebagai satu kesatuan yang tak terpisahkan untuk menegaskan bahwa anda menjalankan fungsi-fungsi ini secara simultan. Ketika anda berbicara (enkoding), anda juga menyerap tanggapan dari pendengar (dekoding).
c. Kompetensi Komunikasi
Kompetensi komunikasi mengacu pada kemampuan anda untuk berkomunikasi secara efektif (Spitzberg dan Cupach, 1989). Kompetensi ini mencakup hal-hal seperti pengetahuan tentang peran lingkungan (konteks) dalam mempengaruhi kandungan (content) dan bentuk pesan komunikasi (misalnya, pengetahuan bahwa suatu topik mungkin layak dikomunikasikan kepada pendengar tertentu di lingkungan tertentu, tetapi mungkin tidak layak bagi pendengar dan lingkungan yang lain). Pengetabuan tentang tatacara perilaku nonverbal (misalnya kepatutan sentuhan, suara yang keras, serta kedekatan fisik) juga merupakan bagian dari kompetensi komunikasi.
Dengan meningkatkan kompetensi anda, anda akan mempunyai banyak pilihan berperilaku. Makin banyak anda tahu tentang komunikasi (artinya, makin tinggi kompetensi anda), makin banyak pilihan, yang anda punyai untuk melakukan komunikasi sehari-hari. Proses ini serupa dengan proses mempelajari perbendaharaan kata: Makin banyak kata anda ketahui (artinya, makin tinggi kompetensi perbendaharaan kata anda), makin banyak cara yang anda miliki untuk mengungkapkan diri.
e. Pesan
Pesan komunikasi dapat mempunyai banyak bentuk. Kita mengirimkan dan menerima pesan ini melalui salah satu atau kombinasi tertentu dari panca indra kita. Walaupun biasanya kita menganggap pesan selalu dalam bentuk verbal (lisan atau tertulis), ini bukanlah satu-satunya jenis pesan. Kita juga berkomunikasi secara nonverbal (tanpa kata). Sebagai contoh, busana yang kita kenakan, seperti juga cara kita berjalan, berjabatan tangan, menggelengkan kepala, menyisir rambut, duduk, dan. tersenyum. Pendeknya, segala hal yang kita ungkapkan dalam melakukan komunikasi.
f. Saluran
Saluran komunikasi adalah media yang dilalui pesan. Jarang sekali komunikasi berlangsung melalui hanya satu saluran, kita menggunakan dua, tiga, atau empat saluran yang berbeda secara simultan. Sebagai contoh, dalam interaksi tatap muka kita berbicara dan mendengarkan (saluran suara), tetapi kita juga memberikan isyarat tubuh dan menerima isyarat ini secara visual (saluran visual). Kita juga memancarkan dan mencium bau-bauan (saluran olfaktori). Seringkali kita saling menyentuh, ini pun komunikasi (saluran taktil).
g. Umpan Balik
Umpan balik adalah informasi yang dikirimkan balik ke sumbernya. Umpan balik dapat berasal dari anda sendiri atau dari orang lain. Dalam diagram universal komunikasi tanda panah dari satu sumber-penerima ke sumber-penerima yang lain dalam kedua arah adalah umpan balik. Bila anda menyampaikan pesan misalnya, dengan cara berbicara kepada orang lain anda juga mendengar diri anda sendiri. Artinya, anda menerima umpan balik dari pesan anda sendiri. Anda mendengar apa yang anda katakan, anda merasakan gerakan anda, anda melihat apa yang anda tulis.
Selain umpan balik sendiri ini, anda menerima umpan balik dari orang lain. Umpan balik ini dapat datang dalam berbagai bentuk: Kerutan dahi atau senyuman, anggukan atau gelengan kepala, tepukan di bahu atau tamparan di pipi, semuanya adalah bentuk umpan balik.
h. Gangguan
Gangguan (noise) adalah gangguan dalam komunikasi yang mendistorsi pesan. Gangguan menghalangi penerima dalam menerima pesan dan sumber dalam mengirimkan pesan. Gangguan dikatakan ada dalam suatu sistem komunikasi bila ini membuat pesan yang disampaikan berbeda dengan pesan yang diterima.
D. FUNGSI DAN TUJUAN KOMUNIKASI
Harol D. Lasswell
The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian dalam suatu lingkungan (kalau dalam media massa hal ini sebagai penggarapan berita).
The correlation of correlation of the parts of society in responding to the environment, dalam hal ini fungsi komunikasi mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan (disini dapat diidentifikasi sebagai tajuk rencana atau propaganda).
The transmission of the social heritage from one generation to the next, dalam hal ini transmission of culture difocuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai, dan norma sosial dari suatu generasi ke generasi lain.
Onong Uchjana Effendi
Dimensi-dimensi Komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut :
Public Information
Publik Education
Publik Persuasion
Publik Entertainment
Dimensi – dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai berikut:
Social Change / Social Participation.
Attitude Change.
Opinion Change
Behaviour Change
Dan B. Curtis
Dalam buku Komunikasi Bisnis Profesional sebagai berikut :Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan penyelia (supervisor).
E. PENGARUH BUDAYA DLM KOMUNIKASI
 Perbedaan Budaya akan mempengaruhi keefektifan dlm berkomunikasi
 Perbedaan Bahasa dapat pula mempengaruhi keefektifan Komunikasi
F. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KELANCARAN/ HAMBATAN BERKOMUNIKASI
I. Pengetahuan
II. Pengalaman
III. Intelegensi
IV. Kepribadian
V. Budaya
VI. Biologis; kelainan mulut, gagap, cadel
G. JARAK INDIVIDU DLM KOMUNIKASI
• The Intimate Zone (Jarak Komunikasi 6-18 inc/15-45cm)
 Bicara dengan teman dekat
• The Personal Zone (jarak Komunikasi 18-48 inc/45-120cm)
 Bicara keg. Sosial dengan Teman yg kita kenal baik
• The Sosial Zone (Jarak Komunikasi 4-12 feet/1,5-3,5m)
 Bicara dengan orang asing
• The Public Zone (Jarak Komunikasi >12 feet/diatas 3,5m)
 Bicara dengan pendengar => Kelompok.
H. PROBLEMATIKA KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA
Menelaah komunikasi sosial budaya dengan pendekatan komunikologis dalam masyarakat Indonesia, harus melihat dalam dimensi-dimensi das sein, das sollen, dan das Wollen, serta dalam ruang lingkup makro, meso, dan mikro, sebagaimana disinggung di muka, yang memang merupakan suatu entitas sosial budaya.















BAB III
KESIMPULAN
KOMUNIKASI SOSIAL BUDAYA
Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan non verbal. Perilaku verbal merupakan komunikasi yang diungkapkan oleh ucapan,kata-kata,kalimat yang tertulis. Non verbal merupakan komunikasi yang diungkapkan melalui isyarat atau lambang.
Dengan mempelajari komunikasi sosial budaya diharapkan :
a) Memahami bgaimana perbedaan budaya mempengaruhi praktik komunikasi.
b) Mengidentifikasi kesulitan-kesulitan yang muncul dalam komunikasi antar budaya.
c) Meningkatkan ketrampilan verbal dan nonverbal dlm berkomunikasi.
d) Menjadikan kita mampu berkomunikasi efektif.

Agar dapat berkomunikasi secara efektif diperlukan :
a) Kemampuan memahami arti pesan verbal maupun nonverbal.
b) Kemampuan beradaptasi pada budaya yang relevan.
c) Memahami budaya merupakan upaya untuk berkomunikasi efektif.
Komunikasi antar budaya sangat penting bagi seorang pendidik dalam kegiatan belajar mengajar , karena di dalam kelas terdapat berbagi macam latar belakang budaya yang dimiliki oleh peserta didiknya. Agar dalam penyampaian materi pelajaran akan lebih mudah diterim oleh peserta didik.
Proses komunikasi pendidikan antara lain :
1. Komunikasi berlangsung dua arah.
2. Komunikasi horizontal.
3. Setiap individu memiliki nilai-nilai sosial budaya dan berhak menggunakan nilai-nilai itu.
4. Setiap individu memiliki kepentingan dan kemampuan yang berbeda.
5. Situasi komunikasi antar budya tidak statik.
6. Komunikasi harus memiliki tujuan yang jelas.
7. Memiliki strategi komunikasi yang tepat dn efektif untuk mencapi sasaran.
8. Variasi dalam penggunaan metode/ teknik penyajian.
Komunikasi antar manusia yang satu dengan yang lain disebut komunikasi interpersonal. Faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal :
a. Faktor situsional
• Deskripsi verbal yaitu keterangan secara verbal mengenai orang yang berkomunikasi dengan kita
• Petunjuk proksemik yaitu penggunaan jarak dlam berkomunukasi
• Petunjuk kinesik yaitu gerakan orang yang berkomunikasi dengan kita
• Petunjuk fasial atau wajah
• Petunjuk paralimguistik yaitu cara bagimana orang mengucapkan
• Petunjuk artifaktual yaitu segala macam penampilan

b. Faktor personal
• Tingkat pendidikan
• Umur
• Jenis kelamin
Didalam berkomunikasi seseorang akan mengalami yaitu :
1. Sensasi
2. Persepsi
3. Memori
4. Berpikir


DAFTAR PUSTAKA
1. Cangara, Hafidz,2005, Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:PT RajaGrafindo Persada
2. Effendy, Onong Uchjana, Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Pengantar Ilmu Komunikasi, Jakarta:Grasindo.Rosdakarya
3. Littlejohn, Stephen W. 2001. Theories of Human Communication. USA: Wadsworth Publishing.
4. Mulyana, Deddy. 2001. Ilmu Komunikasi: Suatu Pengantar. Bandung: Rosda.
5. Ruben, Brent D,Stewart, Lea P, 2005, Communication and Human Behaviour,USA:Alyn and Bacon
6. Sendjaja, Sasa Djuarsa, 1994. Pengantar Komunikasi. Jakarta: Universitas Terbuka.
Situs Website
http://kampuskomunikasi.blogspot.com/2008/06/fungsi-dan-tujuan-komunikasi.html
http://one.indoskripsi.com/content/teori-pengertian-komunikasi

0 komentar:

Posting Komentar