PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DARI PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN

on Rabu, 16 Desember 2009

PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DARI PERSPEKTIF SOSIOLOGI PENDIDIKAN
Oleh Prof. Dr. Farida Hanum, M. Si
Pendidikan Multikultural dan Perilaku Bangsa
Nieto mengatakan penting seklai kajian tentang budaya yang dapat mempengaruhi kegitan belajar agar mendapatkan prestasi belajar yang baik.
Jika dilihat dari kehidupan yang multicultural, pemahaman yang berdimensi multikultural harus hadir untuk memperluas wacana pemikiran yang selama ini masih mempertahankan egoism, kebudayaan, agama, kelompok. Menjaga prulalitas kebudayaan atau keragaman budaya merupakan interaksi sosial dan politik antara orang-orang yang berbeda cara hidup dan berpikir dalam suatu masyarakat. Karena hal ini akan menolak kefanatikan terhadap kebudayaan lain. Tujuan utamanya adalah untuk mengubah struktur lembaga pendidikan supaya siswa dengan bermacam-macam latar belakang akan memiliki kesempatan dalam meningkatkan pendidikannya.
Howard mengatakan bahwa pendidikan multikultural memberi kompetensi multicultural. Dahulu siswa diawal itu selalu dengan adanya pengaruh dari budayanya masing-masing. Oleh karena itu maka, perlunya sosialisasi tentang pendidikan multikultural sejak dini. Dengan begitu maka masyrakat akan bias memahami adanya perbedaaan kebudayaan atau kultur antar sesama masyarakat Indonesia. Karena ini akan berdampak pada usage, folkways, mores, dan costums.
Musa Asya’rie pendidikan multikultural bermakna sebagai proses pendidikan cara menghormati, tulus, toleran terhadap kebudayaan lainnya.
Fay mengemukakan multikulturalisme menunjukkan suatu yang krusial dalam dunia kontemporer. Dalam dunia multikultural harus mementingkan adanya perbedaaan antar satu dengan yang lainnya.
Banks pendidikan multikultural merupakan suatu rangkaian kepercayaaan dan penjelasan yang mengakaui dan menilai pentingnya keragaman budaya dan etnis si dalam membentuk gaya hidup, pengalamn sosial, indentitas pribadi, kesempatan pendidikan bagi individu.
Perkembangan Multikultural di AS dan Luar AS
Pendidikan multikultural, di sini sudah berkembang sejak lama. Dengan strategi pendidikan multikultural adalah pengembangan dari studi interkultural dan multikulturalisme.
Akan tetapi perkembangannya itu merupakan tujuan politis ini menipis dan bahkan hilang sama sekali. Karena bersifat humanism, demokratis. Selanjutnya pendidikan multikultural ini justru menjadi motor penggerak dan untuk diterapkan di kampus, sekolah-sekolah dan institusi-institusi pendidikan. Perkembangannya pun semakin baik pada tahun 1960 an yang pertama kali di ungkapkan oleh Banks.
Pada saat itu, perkembangan pendidikan multicultural lebih pada kulit putih di AS dan didiskriminasi oleh kulit hitam.
Pendidikan multikultural sekarang berkembang di dalam masyarakat Amerika bersifat antarbudaya etnis yang besar, yaitu budaya antarbangsa. Terdapat empat jenis dan perkembangann pendidikan multikultural di Amerika yaitu (1). Pendidikan yang bersifat segregasi yang memberikan hak berbeda antara kulit putih dan kulit hitam; (2) pendidikan menurut konsep Salad Bowl; (3) konsep melting pot; (4) pendidikan multikultural melahirkan suatu pedagogik.
Inggris, pendidikan multikultural berkembang berjalan sesuia dengan datangnya para imigran, yang mendapat perlakukan diskriminatif oleh pemerintah dan kaum mayoritas. Sehingga muncul gerakan yang berlatar belakang budaya.
Jerman, Kanada dan Australia sama halnya yang terjadi di Inggris dan AS.
Pendidikan Multikultural di Indonesia
Kondisi masyarakat Indonesia sangat beragam dan masyarakatnya pun tinggal di wilayah yang berbeda-beda yang dipisahkan dengan jarak yang sangat jauh. Sehingga untuk mengakses dari berbagai konsep pendidikan pun akan terhambat. Apalagi ditambah dengan konseppemerintahan yang masih kurang dan membutuhkan pemberian konsep dalam pembaharuan dari pemerintahan yang belum tersuswun dengan baik. Pendidikan multikultural sangat menekankan pentingnya akomondasi hak setiap kebudayaan dan masyarakat dan sub-nasional untuk memlihara dan mempertahankan indentitas kebudayaan dan masyarakat nasional.
Perspektif dan Tujuan Pendidikan Multikultural
Robinson menyampaikan bahwa ada tiga perspektif multikulturalsme di dalam sistem pendidikan: (1) perspektif cultural assimilation, (2) perspektif cultural pluralism (3) perspektif cultural synthesis.
Pilihan perspektif pendidikan sintesis multikultural memiliki rasional yang paling dasar di dalam hakekat tujuan suatu pendidikan multikultural, yang dapat diindentifikasikan memalui tiga tujuan yaitu atitudinal, kognitif, dan intruksional.
Implementasi Pendidikan Multikultural
Banks mengemukakan empat pendekatan yang mengintegrasikan materi pendidikan multikultural ke dalam kurikulum maupun pembelajaran di sekolah yang bila dicermati relevan untuk diimplekaskan di Indonesia.
1. Pendekatan Kontribusi (the contributions Approach )
2. Pendekatan Aditif ( the Aditif Approach)
3. Pendekatan Transformasi ( the transformation Approach)
4. Pendekatan Aksi Sosial ( the Social Action Approach)

0 komentar:

Posting Komentar